#SIP LINGKUP DATA
1.
Batch Processing
Batch processing adalah suatu model pengolahan data,
dengan menghimpun data terlebih dahulu, dan diatur pengelompokkan datanya dalam
kelompok-kelompok yang disebut batch. Tiap batch ditandai dengan identitas
tertentu, serta informasi mengenai data-data yang terdapat dalam batch
tersebut. Setelah data-data tersebut terkumpul dalam jumlah tertentu, data-data
tersebut akan langsung diproses (Singelton, 2007)
1.
Keuntungan menggunakan system batch:
a)
Meningkatkan efisiensi pemrosesan data, khususnya pada
saat perusahaan mesti memproses batch yang sangat besar.
b)
Memungkinkan pengendalian menggunakan total batch
untuk menjamin keakuratan dan kelengkapan data yang diproses.
c)
Pemanfaatan computer hardware dan software secara
ekonomis.
2.
Kelemahan menggunakan system batch:
a)
Data dalam master file adakalanya out of date.
b)
Jika ada kesalahan dalam transaksi maka koreksi atas
kesalahan akan tertunda, dan pembetulan mesti dilakukan pada siklus proses
berikutnya tiba.
Contoh dari penggunaan batch processing adalah e-mail
dan transaksi batch processing. Dalam suatu sistem batch processing, transaksi
secara individual dientri melalui peralatan terminal, dilakukan validasi
tertentu, dan ditambahkan ke transaction file yang berisi transaksi lain, dan
kemudian dientri ke dalam sistem secara periodik. Di waktu kemudian, selama
siklus pengolahan berikutnya, transaction file dapat divalidasi lebih lanjut
dan kemudian digunakan untuk meng-up date master file yang berkaitan.
2.
Online Processing
Adalah sebuah sistem yang mengaktifkan semua periferal
sebagai pemasok data, dalam kendali komputer induk. Informasi-informasi yang
muncul merupakan refleksi dari kondisi data yang paling mutakhir, karena setiap
perkembangan data baru akan terus diupdatekan ke data induk. Salah satu contoh
penggunaan online processing adalah transaksi online. Dalam sistem pengolahan
online, transaksi secara individual dientri melalui peralatan terminal,
divalidasi dan digunakan untuk meng-update dengan segera file komputer. Hasil
pengolahan ini kemudian tersedia segera untuk permintaan keterangan atau
laporan (Singleton, 2007)
Perbedaan Batch Processing dengan Online Processing :
1.
Pada batch processing, data yang dimasukkan akan
dihimpun dahulu menjadi 1 kelompok atau batch baru kemudian akan dimasukkan ke
database untuk mengupdate master file. Sedangkan pada online processing, data
yang dimasukkan atau diinput akan langsung dimasukkan ke dalam database untuk
mengupadate master file pada saat itu juga.
2.
Pada batch processing, data yang dikelompokkan
tersebut akan dicek ulang dan disortir sebelum dikirim ke database sehingga
jika terdapat data yang tidak valid, data akan dimasukkan ke dalam error
report. Pada online processing, hal ini tidak terjadi sehingga ada kemungkinan
terdapat data yang tidak valid yang masuk ke database. Pada online processing,
waktu yang dibutuhkan untuk mengupdate database relatif lebih cepat daripada
batch processing.
3.
Proses yang memakai batch processing biasanya
ditujukan untuk aplikasi yang memiliki jumlah transaksi yang besar, sehingga
perlu dilakukan pemeriksaan pendahuluan, sebelum data-data tadi diolah Online
processing lebih ditunjukan untuk pengolahan data yang memerlukan suatu tingkat
transaksi dengan kecepatan tinggi, karena kebutuhan informasi yang harus segera
diperoleh pada saat yang sama.
3.
Real Time Processing
Real time processing adalah mekanisme pengontrolan,
perekaman data, pemrosesan yang sangat cepat sehinga output yang dihasilkan
dapat diterima dalam waktu yang relatif sama. Perbedaan dengan sistem on-line
adalah satuan waktu yang digunakan real-time biasanya seperseratus atau
seperseribu detik sedangkan on-line masih dalah skala detik atau bahkan kadang
beberapa menit. Perbedaan lainnya, on-line biasanya hanya berinteraksi dengan
pemakai, sedangkan real-time berinteraksi langsung dengan pemakai dan
lingkungan yang dipetakan (Li Deng, 2014)
Kelebihan Real Time Processing:
a.
Pemrosesan real time akan sangat
menyederhanakan siklus kas perusahaan. Sistem real time dengan terminal
komputer yang terhubung dengan komputer pusat akan mengurangi atau malah
menghilangkan hambatan-hambatan seperti keterlambatan beberapa hari antara
pengambilan pesanan dan penagihan ke pelanggan.
b.
Pemrosesan real time memberikan perusahaan keuntungan
persaingan pada pasar. Dengan memelihara informasi persediaan, staf penjualan
dapat menentukan dengan cepat bahwa terdapat persediaan di gudang. Informasi
yang mutakhir yang disediakan melalui proses real time akan
meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memaksimalkan kepuasan pelanggan,
yang menyebabkan peningkatan penjualan.
c.
Prosedur manual mempunyai kecenderungan untuk
menghasilkan kesalahan kritis, seperti nomor rekening yang salah, nomor
persediaan yang tidak valid, dan salah dalam melakukan perhitungan harga.
Program perbaikan yang dilakukan secara real time memperbolehkan
untuk memperbaiki banyak tipe kesalahan yang mengidentifikasi dan meningkatkan
efektifitas serta efisiensi operasional.
d.
Akhirnya, pemrosesan secara real time akan
mengurangi pemakaian kertas. Kertas dokumen mahal untuk dibuat dan sering
rusak. Dokumen elektronik sangat efisien, efektif, dan sangat berguna bagi
jejak audit.
4. SASD
dan DASD
Sequential Access Storage Device
(SASD) dan Direct Access Storage Device (DASD) digolongkan sebagai
secondary storage device atau media penyimpanan sekunder. Secondary storage
(Auxilary Storage) merupakan tempat penyimpanan luar (external memory)
karena tempat penyimpanan tersebut terpisah dari komputer itu sendiri yang
biasa digunakan untuk menyimpan data dan program dalam bentuk semi permanen.
Tujuan utama storage (secondary storage)
diantaranya adalah :
Menyimpan data dan program secara lebih permanen dan
tidak tergantung pada satu daya atau aliran listrik Karena informasi yang
disimpan di memori(primary storage), khususnya RAM bersifat volatile
(informasi akan hilang jika listrik mati)
1. Alat
pendistribusian, yaitu memindahkan data dan program dari satu komputer ke
komputer yang lain.
2. Sebagai
cadangan (backup), guna mengamankan data yang telah dimiliki.
Penjelasan mengenai 2 (dua) jenis Secondary Storage
adalah sebagai berikut :
1.
Perangkat Simpan Sequential Access Storage Device
(SASD) adalah suatu perangkat simpan yang bekerja secara
sekuensial. Dengan kata lain, perangkat simpan ini bekerja dengan cara membaca
(atau menulis) data secara urut dari awal sampai akhir, tanpa ada kemungkinan
meloncat atau melewati bagian tertentu. Contoh perangkat simpan ini adalah :
kaset atau magnetic tape, punched card, dan punched paper tape.
Perangkat simpan ini sudah jarang dipakai dan relatif lambat, tetapi harganya
relatif murah. Perangkat simpan SASD biasanya digunakan untuk membuat cadangan
(backup) data dan program, karena untuk membuat data cadangan tidak
diperlukan kecepatan tinggi.
2.
Perangkat Simpan Direct Access Storage Device
(DASD) adalah suatu perangkat simpan yang bekerja dengan
cara langsung. Artinya, perangkat tersebut dapat membaca atau menulis langsung
ditempat yang diperlukan.
Contoh perangkat ini adalah :
– Magnetic
Disk : menggunakan medan magnet, contoh : floppy disk (disket), hard-disk,
dan Zip disk
– Optical
Disk : menggunakan sinar laser. Contoh : CD/DVD
Keuntungan dari media DASD adalah kerjanya cepat,
tetapi kelemahannya adalah harganya kadang-kadang masih terhitung mahal,
terutama bila diperhitungkan alat pembaca dan penulisnya.
Beberapa pertimbangan di dalam memilih alat penyimpan
:
1.
Cara penyusunan data
2.
Kapasitas penyimpan
3.
Waktu akses
4.
Kecepatan transfer data
5.
Harga
6.
Persyaratan pemeliharaan
7.
Standarisasi
Daftar Pustaka :
Li Deng, Dong Yu. (2014). Deep Learning : Methods
and Applications. New York: Now
Publisher
Singelton, Hall. (2007). Information Technology
Auditing And Assurance. Jakarta: Salemba
Empat
0 komentar:
Posting Komentar