0

PSIKOLOGI DAN INTERNET DALAM LINGKUP INTERPERSONAL (TULISAN)



A.   Sejarah Komunitas Online

Komunitas online merupakan komunitas yang mempunyai keunikan tersendiri. Dibilang unik karena para anggota didalam sebuah komunitas online bisa secara bersama-sama melakukan suatu aksi tanpa harus berkumpul di satu tempat. Onliner New York,Denpasar,Palu,Jakarta,Seoul,Semarang,Surabaya,Bandung yang bergabung dalam sebuah komunitas dapat melakukan satu aksi kampanye secara berbarengan melalui internet (contoh: Kampanye anti Global Warming,kampanye dukung Pulau Komodo,kampanye gemar membaca buku). Namun onliner juga manusia,merasa tak afdol jika belum berinteraksi langsung secara fisik dengan onliner lainnya. Terjadilah pertemuan para onliner di dunia nyata yang umumnya dinamakan Kopdar. Kopdar adalah suatu bentuk komunikasi nyata pelaku dunia maya dimana orang yang ikut kopdar itu bisa saling berkenalan secara pribadi atau sharing ilmu dan pengalaman. Tak bisa dipungkiri bahwa secara psikologis jika sesorang rutin bertemu dan berinteraksi dengan orang lain yang mempunyai kesamaan minat di sebuah komunitas akan menimbulkan ikatan emosional tersendiri dihati orang tersebut terhadap komunitasnya.

B.   Polarisasi dalam Internet  - Polarisasi Kelompok

Polarisasi kelompok adalah gejala mengumpulnya pendapat kelompok pada satu pandangan tertentu. Polarisasi Kelompok adalah intensifikasi dari suatu pre-existing awal kelompok pilihan ( Baron et al. 1992 : 73). Efek polarisasi menyinggung pada rata-rata score individu sebelum dan setelah diskusi kelompok. Anggota kelompok paling ekstrim, mungkin sekali , sudah menjadi lebih moderat setelah diskusi itu. Tetapi pada rata-rata pertimbangan atau pilihan sudah menjadi yang lebih ekstrim.
            Penyebab:
perbandingan sosial : menilai pendapat dan kemampuan seseorang dengan cara membandingkannya dengan pendapat dan kemampuan orang lain
           diskusi kelompok : memunculkan ide2 yang sama
           tidak ada prasangka 
C.   Kelompok Unik dalam Internet – Kelompok Kerja Virtual
Untuk komunitas online ini dia memiliki keunikan tersendiri, anggota  bisa secara bersama-sama melakukan suatu aktifitas tanpa berkumpul bersama-sama dan tidak pula berada di tempat yang sama.
Dari komunitas tersebut maka lahirlah sebuah polarisasi, yaitu gejala berkumpulnya pendapat kelompok pada satu pandangan tertentu.
Dari media internet ini, ada pula yang menggunakannya untuk membentuk kelompok kerja virtual, kelompok kerja virtual yaitu  sekelompok orang yang bekerja pada sebuah proyek yang umum melalui teknologi seperti email, pesan instan, database bersama, diskusi threaded dan kalender.
Dalam perkumpulan ini mereka memiliki tujuan dan kepentingan yang sama, saling bertanggungjawab dan bergantung antara satu sama lainnya.


D.   Kelompok Kerja & Brainstorming Elekrtonik

Kemampuan bersosialisasi dan bekerjasama yang tinggi dari para professional membuat mereka mampu membentuk kelompok kerja virtual. Berkumpul dan membentuk team saat ada pekerjaan yang harus ditangani dan membubarkan diri ketika pekerjaan tersebut telah selesai. Team kerja virtual seperti itu hanya bisa dibentuk oleh para professional yang sudah bisa bertindak sebagai agen indenpenden bagi dirinya sendiri. Mereka hanya jadi terikat ketika sedang menangani suatu proyek yang dikerjakan oleh team virtual.
Para professional yang sudah menjelma menjadi agen-agen bebas itu telah melahirkan dunia kerja baru yang kurang lebih berfungsi seperti sistem kekebalan. Ketika sel-sel bebas tersebut berkeliaran sebagai individu untuk mendeteksi suatu kebutuhan yang mendesak, secara spontan mereka akan berkumpul dan membentuk sebuah organisasi virtual dengan kerjasama yang sangat kuat untuk menangani pemenuhan kebutuhan tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai ditangani, agen-agen bebas tersebut kembali berkeliaran masing-masing untuk mendeteksi kebutuhan mendesak lainnya. Begitulah seterusnya.
E.    Mengembangkan Kepercayaan Dalam Tim Virtual
Dalam memimpin tim atauorganisasi, kita harus bisa menjadi contoh bagi anggota tim lainnya sesuai dengan nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam tim. Kita harus bisa memberikan energi untukmelindungi, memelihara dan mengembangkan tim supaya dapat bekerja sesuai dengan visidan misi yang telah ditetapkan. 3. Miliki keberanian untuk melakukan terobosan. Dalammemimpin tim, kita harus mempunyai keberanian membuat sesuatu yang tidak mungkinmenjadi mungkin. Untuk itu dibutuhkan kemampuan fisik, kemampuan berpikir,kemampuan berinteraksi, kemampuan menyelaraskan segala tindakan kita dengan visi,misi dan sasaran yang telah kita tetapkan. 4. Miliki kepercayaan diri. Sebagai pemimpinkita harus mempunyai kepercayaan diri. Kepercayaan diri sangat dekat dengan atributkeberanian, karena kepercayaan diri sama dengan berani menghadapi tantangan. Lebihdari itu, kita juga harus berani membuat tantangan untuk kita hadapi dan kita selesaikan.Tantangan yang selalu kita ciptakan ini merupakan alat untuk meningkatkan keterampilandan pengalaman kita. Kita harus mempunyai kepercayaan diri bahwa misi yang kitajalankan sangat mungkin untuk dicapai. Kita harus percaya bahwa kita dapat memecahkanmasalah-masalah yang sangat rumit sekalipun dan berani memulainya. 5. Miliki loyalitas.Kebanyak orang menganggap bahwa yang harus loyal di dalam suatu organisasi adalahbawahan loyal terhadap pimpinan. Dalam kepemimpinan, loyalitas menunjuk ke tiga arah,yaitu ke bawah, ke atas, ke samping. Artinya, kita tidak boleh hanya menuntut loyalitasdari bawahan. Kita juga harus loyal ke bawahan dan teman sejawat. Di samping itu, kitajuga loyal terhadap organisasi. Kata kunci di sini adalah bawahan bisa percaya kepadaatasan dan atasan juga percaya kepada bawahan. 6. Miliki kerelaan berkorban dan empati.Membangun kepercayaan sangat memerlukan pengorbanan karena kita harus bisamendengarkan dan menjaga keutuhan tim. Tindakan ini membutuhkan pengorbanan,seperti waktu, tenaga, pikiran dan lain-lain. Kita juga harus bisa menempatkan dirimerasakan seperti kalau kita pada posisi yang diperintah.
Tidak diragukan lagi terlihat banyak perangkat lunak atau software baru ditujukan untuk memudahkan kita bekerja sama secara virtual, kapan dan di mana saja: GoToMeeting, Skype, Basecamp, Google docs, dll. Semakin banyak perusahaan software mengandalkan teknologi tersebut untuk membangun tim-nya secara virtual dan distributed – developers di Mexico dan Indonesia, QA di China dan Vietnam, dalam berlomba menciptakan product yang terbaik. Tanda jelas kalau globalisasi semakin dekat?
Cultural Awareness
Selain komunikasi, toleransi dan pengetahuan akan budaya lain juga perlu diperhatikan. Cara penyampaian intensi baik di daerah A bisa diterima sebaliknya bila diterapkan di B. Erat kaitannya dengan komunikasi, terjemahan langsung atau direct translation dari satu bahasa ke bahasa lain tanpa memperhatikan konteks juga dapat menambah probabilitas salah pengertian antara anggota.
Satu anekdot: Pernah satu hari, rekan customer support di India mengakhiri sesi chat dengan manajernya, orang Amerika, dengan “Hope you have a busy day!” Walau ungkapan tersebut bermaksud ramah di daerah di mana rekan tersebut dibesarkan, lucu juga melihat manajernya terkejut dan dengan besar hati berusaha mencoba mengerti tanpa bergegas marah.
Pengadaan pedoman komunikasi (imel, sambutan, dll) ketika mulainya terbentuk tim terbukti dapat membantu mengurangi kesalahpahaman akibat perbedaan budaya. Kecuali memang seseorang sengaja bertindak tidak sepantasnya, biasanya dengan cukup waktu dan trial-and-error, kesadaran budaya ini biasanya dapat dipelajari dan dipraktekan dengan baik.
Self Motivation
Tidak semua orang berfungsi dengan baik dalam virtual team di mana setiap individu diharapkan bersifat self-motivated dan mampu bekerja secara mandiri tanpa pengawasan atau struktur eksternal. Faktor penting berikutnya adalah result-oriented, karena tidak ada rekan di sekitar yang sadar betapa intensifnya seseorang berusaha menyelesaikan tugas kecuali pada akhirnya dia dapat mendemonstrasikan hasil akhirnya dengan jelas.
Logistics
Pukul 8 malam hari Minggu di Silicon Valley = pukul 11 pagi hari Senin di pulau Jawa. Perbedaan time zone yang besar ini sering menjadi tantangan yang seru dalam segi pengaturan resources. Seandainya para developer di Jakarta perlu keputusan dari San Francisco untuk menyelesaikan suatu masalah, seseorang perlu memastikan ketergantungan ini bisa segera diselesaikan supaya tidak ada waktu yang terbuang percuma. Jika tidak, developer di Jakarta sudah siap kerja (Senin pagi) tapi perlu menunggu product manager-nya masih pesta di San Francisco (Minggu malam); setelah keputusan sudah terbentuk hari Senin di Amerika, pelaksanaannya akan tertunda menunggu developer di Jakarta siap kembali. Keterlambatan yang biasanya terjadi dalam jam, kini bisa menjadi hari.
Trust
Ini tentunya tantangan yang paling besar untuk membentuk virtual team (apa saja, sebetulnya): memupuk kepercayaan atau trust di antara anggota tim. Trust sangatlah penting untuk mendukung semua point di atas: sebagai basis untuk komunikasi yang terbuka dan menyangga motivasi semua individu yang bersangkutan. Tanpa diragukan, trust memerlukan perhatian khusus di setiap titik perkembangan tim Anda.

           Referensi

0 komentar:

Posting Komentar